Bagaimana Cara Menghitung Keuntungan Reksadana?

Bibit.id
3 min readJan 28, 2021

--

Investasi bisa dibilang tidak bermanfaat kalau tidak menguntungkan. Begitu pula dalam reksadana. Sebagai jenis investasi yang relatif mudah dilakukan, bahkan kini, semakin praktis karena bisa melalui aplikasi, reksadana memang menjanjikan. Namun bagaimana cara menghitung keuntungan reksadana?

Simulasi cara menghitung keuntungan reksadana

Kita bandingkan investasi reksadana dengan aset investasi lainnya seperti tanah atau properti. Contohnya, kamu membeli tanah seluas 100 meter persegi pada 2020 seharga Rp150 juta. Pada 2021 ternyata harga tanahmu naik menjadi Rp200 juta. Artinya, ada penambahan nilai sebesar 50 juta dari harga semula atau sekitar 33,33%.

Jika kemudian kamu tidak menjual tanah tersebut, kamu dianggap belum dapat keuntungan secara tunai. Hal ini disebabkan, tanah milikmu masih berbentuk aset. Namun, adanya kenaikan itu disebut dengan pertambahan nilai. Baru setelah kamu jual, semisal setelah negosiasi dengan pembeli dicapai kesepakatan bahwa tanahmu harganya Rp195 juta, kamu bisa dikatakan sudah untung 45 juta atau 30%, dari harga tanah tahun 2020.

Begini cara menghitung keuntungan reksadana?

Seperti menghitung cuan investasi properti di atas, cara menghitung keuntungan reksadana pun tidak jauh berbeda. Apabila kamu belum menjualnya, kamu belum bisa dikatakan untung, meski sudah mendapatkan kenaikan nilai. Akan tetapi kenaikan nilai tersebut bisa dianggap aset yang kamu miliki dan dapat dicairkan kapan saja.

Perhatikan analogi di bawah ini agar kamu punya gambaran bahwa cara menghitung keuntungan reksadana itu memang tidak sulit.

Di dalam reksadana ada istilah “Unit Penyertaan” untuk merujuk pada reksadana yang sudah kamu beli. Sering juga disebut satuan kepemilikan reksadana, di dalam Unit Penyertaan ini ada NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang menentukan naik dan turunnya nilai reksa dana yang kamu miliki.

Bagaimana cara menghitung keuntungan reksadana dengan dasar Unit Penyertaan ini? Simak ilustrasinya di bawah ini.

Pada tanggal 1 Januari 2021, kamu membeli Reksadana A sebesar Rp10.000.000,-. NAB/Unit Reksadana A pada hari itu adalah Rp1.000. Maka, “Unit Penyertaan” yang kamu miliki adalah 10.000.000 dibagi 1.000 = 10.000 unit penyertaan.

Selanjutnya, pada 17 Agustus 2021, kamu berniat menjual seluruh Reksadana yang kamu miliki. Dan pada hari itu, NAB/Unit Reksadana A menjadi Rp1.150. Di titik ini kamu bisa kalikan 10.000 unit penyertaan reksadana milikmu dengan NAB: 10.000 X 1.150 = Rp11.500.000

Dari simulasi tersebut, keuntungan reksadana yang kamu peroleh adalah hasil pengurangan antara Unit Penyertaan dan NAB dan dana investasi yang kamu setorkan di awal. Jadinya seperti ini:

11.500.000–10.000.000= Rp1.500.000

Nah, dapat disimpulkan bahwa Rp1.500.000 ini adalah keuntungan dari investasi reksadana selama kurang lebih 8 bulan dari 1 Januari ke 17 Agustus 2021. Secara persentase return-nya adalah Rp1.500.000 atau 15% dari nilai pembelianmu di awal investasi. Cukup mudah bukan cara menghitung keuntungan reksadana?

Tips buat kamu yang ingin menjual reksadana, jual lah saat NAB melonjak. Strategi ini lazim dilakukan oleh para investor jangka pendek. Strategi lainnya, kamu pun dapat “mendiamkan” reksadana untuk investasi jangka panjang agar nilainya terus meningkat.

Cara menghitung keuntungan reksadana ini, jika dibandingkan dengan investasi lain seperti saham dan obligasi, relatif lebih mudah dilakukan. Tidak bikin ribet dan tidak bikin kepala pusing. Layaknya matematika sederhana saat menghitung keuntungan saat berdagang, cara menghitung keuntungan reksadana itu mudah. Jadi, buat apa masih ragu investasi reksadana? Yuk investasi reksadana di aplikasi Bibit sekarang juga.

--

--

Bibit.id
Bibit.id

Written by Bibit.id

Investasi Reksadana Untuk Pemula. Terdaftar dan diawasi oleh OJK. Download: https://bibit.app.link/medium

No responses yet