Mana yang Lebih Menguntungkan, Investasi Obligasi atau Saham? Begini Penjelasannya!
Tujuan kita berinvestasi adalah dapat untung. Mau dalam instrumen investasi apa pun, mulai dari emas, reksadana, properti hingga obligasi dan lembaran saham, cuan menjadi tujuan utama seorang investor.
Dua instrumen investasi yang disebut terakhir, yaitu obligasi dan saham sangat tidak asing untuk para investor yang bergerak di pasar bursa. Untuk yang sudah expert, tentu sudah bukan masalah lagi membedakan antara obligasi dan saham, baik itu terkait definisi, kelebihan maupun kekurangannya.
Namun, untuk yang masih pemula, kemungkinan besar masih bingung untuk memilih di antara keduanya. Alhahasil, pertanyaan “Mana yang lebih menguntungkan, investasi obligasi atau saham”, pasti memenuhi pikiran seorang pemula. Benar, kan?
Sebelum menjawab mana yang lebih untung, ada baiknya kita bahas dulu definisi masing-masing instrumen investasi tersebut.
Obligasi
Definisi obligasi adalah surat utang yang keluarkan oleh pemerintah ataupun swasta sebagai bentuk peminjaman uang dan sebagai janji untuk membayar kembali sejumlah harga pokok utang beserta bunganya yang disebut kupon kepada investor yang membeli.
Bisa juga dikatakan, penerbit obligasi adalah pihak yang berutang dan pemegang obligasi adalah pihak yang berpiutang. Dalam obligasi, selalu dituliskan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon) yang menjadi kewajiban penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Di Indonesia, jangka waktu obligasi yang berlaku di Indonesia umumnya 1 hingga 10 tahun.
Tujuan sebuah instansi mengeluarkan obligasi adalah untuk menambah modal. Sebagai contoh, Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara maupun menutup defisit APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Jenis obligasi yang lain adalah obligasi ritel indonesia (ORI) dan obligasi korporasi yang dikeluarkan perusahaan swasta.
BACA DI SINI: Daftar Perusahaan Investasi Terdaftar OJK
Saham
Saham adalah bentuk kepemilikan suatu perusahaan, biasanya dalam bentuk dokumen atau surat-surat saham yang dijual belikan secara terbuka. Kalau kita punya saham di perusahaan tertentu kita berhak mendapat persentase keuntungan yang jumlahnya bergantung dari jumlah kepemilikan sahammu. Keuntungan ini disebut dividen.
Di Indonesia, perusahaan yang menerbitkan saham disebut sebagai Perusahaan Terbuka. Cirinya, bisa kamu lihat dari pencantuman singkatan “Tbk.” setelah nama perusahaan yang artinya punya saham terbuka yang dijualbelikan kepada masyarakat umum.
Perusahaan terbuka wajib membagikan dividen ke semua pemegang sahamnya setiap durasi waktu yang sudah disepakati, misal tiap satu bulan, enam bulan, setahun, bergantung kesepakatan semua pemegang saham. Umumnya, harga saham juga berbanding lurus dengan skalanya: Perusahaan-perusahaan besar dan yang memiliki laba tinggi tentunya memiliki saham yang harganya relatif tinggi. Begitu juga sebaliknya.
Lantas, mana yang lebih menguntungkan, investasi obligasi atau saham?
Dari sisi imbal hasil atau return, saham lebih tinggi. Belum lagi dividen yang didapat, biasanya lumayan. Dengan demikian, dapat disimpulkan ada dua keuntungan langsung dari saham yakni return dan dividen.
Meski demikian, jangan abaikan faktor risiko. Di dalam dunia investasi berlaku ungkapan, risiko besar, rezeki besar. Nah, itu ungkapan tersebut cocok sekali dengan investasi saham. Karena di saham terkenal begitu fluid atau fluktuatif. Nilai saham dipengaruhi kondisi sosial, ekonomi, dan politik bahkan kinerja perusahaan yang menjual saham itu sendiri.
BACA DI SINI: Ragu Memulai Investasi? Begini Cara Menghadapinya
Sementara obligasi, keuntungannya diperoleh dari bunga atau kupon dari dana yang ditanamkan pemodal. Besarnya kupon berbeda-beda, namun besarnya bunga di instrumen ini umumnya lebih besar dibanding deposito sehingga cukup menggiurkan. Sisi menarik dari obligasi, keuntungan dari kupon bersifat tetap sehingga cenderung lebih stabil dibanding saham.
Sudah cukup jelas ya, mana yang lebih menguntungan, investasi obligasi atau saham. Keduanya punya karakter tersendiri, dan dapat kita pilih sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko. Kalau kamu tipe investor yang menginginkan return besar sekaligus berani mengambil risiko rugi, pilihlah saham. Lain lagi ceritanya, apabila kamu seseorang yang mengharapkan return stabil dengan risiko yang moderat, maka pilihlah obligasi.
Di Bibit, kamu bisa investasi reksadana saham dan obligasi dengan risiko yang relatif kecil karena ada fitur Robo Advisor yang bisa membagikan uang investasi kamu dibeberapa instrumen reksadana, seperti reksadana saham, reksadana obligasi dan reksadana pasar uang sesuai profil risiko kamu.. Yuk investasi di aplikasi Bibit, mudah dan aman!